Senin, 04 April 2011

menteri 2009-2014

Daftar Menteri Kabinet 2009-2014


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan secara resmi susunan kabinet 2009-2014. Berikut Daftar Menteri Kabinet 2009-2014 :
1. Menko Polhukam: Djoko Suyanto
2. Menko Perekonomian: Hatta Rajasa
3. Menko Kesra: Agung Laksono
4. Menteri Sekretaris Negara: Sudi Silalahi
5. Menteri Dalam Negeri: Gamawan Fauzi
6. Menteri Luar Negeri: Marty Natalegawa
7. Menteri Pertahanan: Purnomo Yusgiantoro
8. Menteri Hukum dan HAM: Patrialis Akbar
9. Menteri Keuangan: Sri Mulyani
10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Darwin Saleh
11. Menteri Perindustrian: M.S Hidayat
12. Menteri Perdagangan: Mari Elka Pangestu
13. Menteri Pertanian: Suswono
14. Menteri Kehutanan: Zulkifli Hasan
15. Menteri Perhubungan: Fredy Numberi
16. Menteri Kelautan dan Perikanan: Fadel Muhammad
17. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi: Muhaimin Iskandar
18. Menteri Pekerjaan Umum: Djoko Kirmanto
19. Menteri Kesehatan: Endang Rahayu Setyaningsih
20. Menteri Pendidikan Nasional: M Nuh
21. Menteri Sosial: Salim Segaf al Jufrie
22. Menteri Agama: Suryadharma Ali
23. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata: Jero Wacik
24. Menteri Komunikasi dan Informatika: Tifatul Sembiring
25. Menteri Negara Riset dan Teknologi: Suharna Surapranata
26. Menteri Negara Koperasi dan UKM: Syarief Hasan
27. Menteri Negara Lingkungan Hidup: Gusti Muhammad Hatta,
28. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Agum Gumelar,
29. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara: EE Mangindaan,
30. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal: Helmy Faishal Zaini
31. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas: Prof. Armida Alisjahbana
32. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara: Mustafa Abubakar
33. Menteri Negara Perumahan Rakyat: Suharso Manoarfa
34. Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga: Andi Mallarangeng

5 PTM tertinggi sulsel

Penyakit Tidak Menular (PTM) di Sulsel yang Dominan : Hipertensi, Kecelakaan, Asma dan DM PDF Print E-mail
Written by Sudarianto   
Sunday, 25 April 2010
by sudar-datinkessulsel
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang diderita pasien yang pada umumnya disebakan bawaan/keturunan, kecacatan akibat kesalahan proses kelahiran, dampak dari berbagai penggunaan obat atau konsumsi makanan serta minuman termasuk merokok, kondisi stress yang mengakibatkan gangguan kejiwaan.
a.    Penyakit Tidak Menular berbasis Puskesmas
 Surveilans rutin penyakit tidak menular pada puskesmas sentinel di Sulawesi Selatan pada tahun 2008, ditemukan sebanyak 99.862 kasus penyakit tidak menular, yang terdiri dari perempuan (50.862) kasus dan laki-laki (48.449) kasus. Jumlah kematian karena PTM sebanyak 666 orang (0,7%).
Lima penyakit urutan terbesar ditemukan pada puskesmas sentinel antara lain hipertensi (57,48%), kecelakaan lalu lintas (16,77%), asma (13,23%), diabetes mellitus (7,95%), dan osteoporosis (1,20%). Tetapi 5 urutan penyebab kematian karena PTM yang ditemukan pada puskesmas sentinel antara lain hipertensi (63,66%), kecelakaan lalu lintas (14,86%), asma (9,91%), diabetes mellitus (9,76%), dan tumor genital (1,50%). Tiga urutan penyakit terbesar menurut jenis kelamin, yaitu pada jenis kelamin laki-laki, urutan teratas yaitu hipertensi, kecelakaan lalu lintas, asma sedangkan pada perempuan yaitu hipertensi, asma dan kecelakaan lalu lintas. Baca selanjutnya....



      Sedangkan lima penyakit urutan terbesar ditemukan pada puskesmas sentinel di Sulsel tahun 2009 antara lain hipertensi (49,56%), kecelakaan lalu lintas (16,96%), asma (14,21%), diabetes mellitus (7,31%), dan tumor (6,91%).

  b.    Penyakit Tidak Menular berbasis Rumah Sakit

 Berdasarkan hasil surveilans PTM berbasis rumah sakit di Sulawesi Selatan pada tahun 2008, diperoleh informasi bahwa lima urutan PTM terbanyak ditemukan pada rumah sakit sentinel, yaitu kecelakaan lalu lintas (30,50%), hypertensi (17,63%), asma (7,53%), diabetes mellitus (6,65%), dan stroke (5,86%).Sedangkan lima urutan terbesar PTM penyebab kematian, yaitu hypertensi primer (22,07%), kecelakaan lalu lintas (16,61%), hypertensi sekunder (14,58%), stroke (6,66%), dan dibetes mellitus (6,28%).
 Sedangkan pada tahun 2009, diperoleh informasi bahwa lima urutan PTM terbanyak  ditemukan pada rumah sakit sentinel, yaitu kecelakaan lalu lintas (29,48%), hypertensi (20,87%), asma (7,43%), kekarasan (5,67%), dan diabetes mellitus (6,65%),

kecelakaan sulsel

Kematian akibat kecelakaan Lalu Lintas di Makassar sebanyak 6 orang/ bulan PDF Print E-mail
Written by Sudarianto   
Wednesday, 21 July 2010
by Lasudar
Jajaran Polrestabes Makassar mengimbau warga Makassar senantiasa berhati-hati jika mengendarai kendaraan. Berdasarkan data dari Satlantas Polrestabes Makassar, hingga pertengahan Juli ini, sebanyak 42 warga Makassar meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Tercatat telah terjadi 245 kecelakaan. Jika dikalkulasi per bulan, enam orang meninggal karena kecelakaan di jalan.
"Korban laka lantas yang meninggal rata-rata pengguna roda dua. Penyebabnya di antaranya karena melanggar rambu lalu lintas," kata Kasatlantas Polrestabes Makassar, AKBP Hotman Sirait saat sosialisasi keselamatan lalu lintas di Hotel Jade, Jl Pettarani, Makassar, Selasa (20/7). Sosialisasi dihadiri perwakilan komunitas sepeda motor yang ada di Makassar. Acara diselenggarakan Dinas Perhubungan Makassar. 
Kasus kecelakaan lalu lintas dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami penurunan. Namun dari segi korban, angkanya justeru bertambah.
Tahun 2008, dari total 437 kecelakaan, 57 korban meninggal dunia. Sementara 2009, sebanyak 60 orang meninggal dari 401 kecelakaan di jalan.
Selain melanggar rambu lalu lintas, kelalaian pengendara, kondisi cuaca, hingga kondisi jalan yang rusak menjadi faktor utama. Klik judul untuk membaca selanjutnya.
Program Kawasan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran (Kamseltibcar) Lantas yang digagas Polrestabes Makassar dan Pemkot tidak berjalan maksimal.
Demikian juga dengan aturan menyalakan lampu hingga lajur kiri bagi kendaraan roda dua tidak efektif. Sejumlah ruas jalan yang menjadi percontohan kamseltibcar tidak berjalan maksimal (sumber: tribunt)
Di Indonesia, kecelakaan lalu lintas di Indonesia tercatat sebagai pembunuh nomor dua setelah penyakit TBC. Sedangkan di Sulsel pada tahun 2009, tercatat di Puskesmas antara lain hypertensi (49,56%), Kecelakaan (16,96%), Asma (14,21), Diabetes Mellitus (7,31%) dan Tumor (6,91%). Sedangkan yang tercatat di RS ditemukan lima penyakit tidak menular urutan terbesar, antara lain kecelakaan (29,48%), hypertensi (20,87%), asma (7,43%), tindak kekerasan (5,67%), dan diabetes mellitus (4,99%). (sumber: profil kes Dinkes Sulsel)
 Tak hanya itu, Indonesia tercatat menduduki urutan pertama jumlah kecelakaan lalu lintas diantara negara ASEAN. Karena, Pertambahan jumlah kendaraaan bermotor roda dua di Indonesia kini mencapai 30 persen dalam satu tahun. Begitu juga halnya dengan kendaraan bermotor roda empat.
Namun peningkatan jumlah kendaraaan ini tidak dibarengi dengan pembangunan infrastruktur yang memadai. Akibatnya potensi kecelakaan semakin besar. Setiap tahun rata-rata 28.000 nyawa melayang di jalan raya. (sur)

Ulasan Mesin Pembunuh
KECELAKAAN lalulintas secara halus menjadi `'mesin pembunuh'' nomor satu. Namun kematian manusia akibat kelalaian di jalan raya tersebut nyaris luput dari perhatian.
Tidak seperti bencana yang seketika memporak-porandakan wilayah, merenggut jiwa manusia dan berbagai aset kehidupan, yang mendapat respon masyarakat luas. Masyarakat nyaris tidak tahu, kematian akibat kecelakaan di jalan raya dalam kurun waktu tertentu, bisa berlipat ganda, dibanding sebuah bencana alam.
Sesuai data dari Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), tahun lalu,  jalan raya di wilayah hukum Sulselbar merenggut 1.054 nyawa manusia.
Jasa Raharja membayar santunan kepada 3.874 korban yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalulintas.
Jika angka tersebut dirata-ratakan, setiap hari kurang lebih 10 orang meninggal dunia, akibat kecelakaan lalulintas, pada jalan-jalan raya di wilayah Sulselbar.
Semua pihak baik pemerintah, swasta, pendidik, tokoh agama dan pengguna jalan, mestinya membangun kesadaran bersama, bahwa kecelakaan lalulintas atau jalan raya menjadi mesin pembunuh yang diam-diam.
Kelalaian pengguna jalan adalah variable utama yang menyebabkan kecelakaan di jalan raya.  Faktor ini bisa mencapai angka 80 persen. Sosialisasi kesadaran berkendara harus dimulai dari rumah dan sekolah. Sejak dini, kesadaran berkendara harus ditanamkan. (sumber:tribunt;sur)
Last Updated ( Wednesday, 21 July 2010 )